laporan tentang laju korosi terhadap waktu





LAPORAN EKSPERIMEN
PENGARUH LAJU KOROSI TERHADAP WAKTU DENGAN MEDIA AIR LAUT DAN AIR CUKA
(MATA KULIAH ANALISA KOROSI DAN PENCEGAHAN)





Nama Kelompok :

JUNAIDIN                 1511041


JURUSAN TEKNIK MESIN S-1
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2016


LEMBAR PENGESAHAN


LAPORAN EKSPERIMEN
PENGARUH LAJU KOROSI TERHADAP WAKTU DENGAN MEDIA AIR LAUT DAN AIR CUKA
(MATA KULIAH ANALISA KOROSI DAN PENCEGAHAN)


Disusun oleh :

NAMA / NIM :            JUNAIDIN    /1511041

                
                        
JURUSAN           : TEKNIK MESIN S-1

FAKULTAS        : TEKNOLOGI INDUSTRI

PERIODE                        : 2015/2016

TAHUN               : 2016

NILAI                  : . . . . . .



Diperikasa dan Disetujui  Oleh:
Dosen Pengajar Mata Kuliah Analisa Korosi Dan Pencegahan




( Ir. Teguh Rahardjo. MT )
NIP. 195706011992021001







KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan eksperimen Analisa Korosi dan pencegahan dengan judul Pengaruh Laju Korosi Terhadap Waktu dengan Media Tanah. Laporan Eksperiemen ini disusun berdasarkan hasil eksperimen yang telah penulis lakukan pada semester IV (Empat) ini. Selama melaksanakan eksperimen dan pembuatan laporan ini penulis banyak menemui hambatan-hambatan dalam penyusunan. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan bimbingan dari :

1.      Bapak Ir. Teguh Rahardjo. MT selaku dosen mata kuliah Analisa Korosi Dan Pencegahan
2.      Rekan – rekan yang telah banyak membantu mulai dari proses penyusunan laporan ini hingga selesai.
3.      Kedua Orang Tua yang telah membantu secara materi dan doa

Kami selalu menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki penyusunan laporan pada masa yang akan datang. Semoga buku laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca



Malang, 15 april 2018
                                                                       
                          
Penulis

 










DAFTAR ISI

    4.5 ANALISA                                                                                                                       14
     5.1 KESIMPULAN                                                                                                                            15

 





BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa perkaratan.Korosi ini sebenarnya Merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang terbuat dari besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga mengalami korosi. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan.
Eksperimen  ini  dilakukan  untuk  mengukur  laju korosi yang terjadi kepada tiga plat baja  dengan menggunakan media air garam untuk mengetahui pengaruh laju korosi terhadap waktu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam laporan eksperimen  ini adalah :
1.       Apakah definisi korosi dan faktor penyebab terjadinya korosi?
2.       Bagaimana cara menghitung laju korosi?
3.       Bagaimana pengaruh laju korosi terhadap waktu pada paku dengan media tanah liat?

1.3 TUJUAN EKSPERIMEN

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan penulisan laporan ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui definisi korosi dan faktor penyebab terjadinya korosi
2.      Untuk mengetahui cara menghitung laju korosi
3.      Untuk mengetahui pengearuh laju korosi terhadap waktu pada paku dengan media tanah liat

BAB II

DASAR TEORI

2.1 DEFINISI KOROSI

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain, 1991).
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi.
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

2.2 FAKTOR PENYEBAB KOROSI

Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2
Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Hal tersebut menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Jika jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan permukaan logam semakin banyak, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.

2. Keberadaan Zat Pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam yang mengakibatkan proses korosi semakin cepat pula.

3. Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Konsentrasi elektrolit yang besar dapat meningkatkan laju aliran elektron sehingga laju korosi meningkat.

4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar dan laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).

5. pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.

6. Metalurgi
·         Permukaan logam
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi.
·         Efek Galvanic Coupling
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.

7. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus ferroxidans.

2.3 LAJU KOROSI

Laju korosi adalah kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan kualitas bahan terhadap waktu. Menghitung laju korosi pada umumnya menggunakan 2 cara yaitu:
·         Metode Kehilangan Berat
·         Metode Elektrokimia
a.       Metode Kehilangan Berat 
Metode kehilangan berat adalah perhitungan laju korosi dengan mengukur kekurangan berat akibat korosi yang terjadi. Metode ini menggunakan jangka waktu penelitian hingga mendapatkan jumlah kehilangan akibat korosi yang terjadi. Untuk mendapatkan jumlah kehilangan berat akibat korosi digunakan rumus sebagai berikut :

Laju Korosi =
Keterangan :
K = Konstanta laju korosi
T = Waktu Ekspos (jam)
A = Luas (cm2)
W = Kehilangan massa (gr)
D = Densitas material (g/cm3)

     Metode ini adalah mengukur kembali berat awal dari benda uji (objek yang ingin diketahui laju korosi yang terjadi padanya), kekurangan berat dari pada berat awal merupakan nilai kehilangan berat. Kekurangan berat dikembalikan kedalam rumus untuk mendapatkan laju kehilangan beratnya.
     Metode ini bila dijalankan dengan waktu yang lama dan suistinable dapat dijadikan acuan terhadap kondisi tempat objek diletakkan (dapat diketahui seberapa korosif daerah tersebut) juga dapat dijadikan referensi untuk treatment yang harus diterapkan pada daerah dan kondisi tempat objek tersebut.
   b.  Metode Elektrokimia
     Metode elektrokimia adalah metode mengukur laju korosi dengan mengukur beda potensial objek hingga didapat laju korosi yang terjadi, metode ini mengukur laju korosi pada saat diukur saja dimana memperkirakan laju tersebut dengan waktu yang panjang (memperkirakan walaupun hasil yang terjadi antara satu waktu dengan eaktu lainnya berbeda). Kelemahan metode ini adalah tidak dapat menggambarkan secara pasti laju korosi yang terjadi secara akurat karena hanya dapat mengukur laju korosi hanya pada waktu tertentu saja, hingga secara umur pemakaian maupun kondisi untuk dapat ditreatmen tidak dapat diketahui. Kelebihan metode ini adalah kita langsung dapat mengetahui laju korosi pada saat di ukur, hingga waktu pengukuran tidak memakan waktu yang lama. 
     Metode elektrokimia ini meggunakan rumus yang didasari pada Hukum Faraday yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :
Laju Korosi =
Keterangan :
K = konstanta laju korosi
a = Berat atom material
i = current density (µA/cm2)
n = Angka kehilangan elektron
D = Densitas




BAB III

METODE PENELITIAN


3.1 DIAGRAM ALUR








 




























3.2   ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

Alat :
Timbangan Digital
   
Penggaris dan air laut
Kertas PH dan air cuka
 
1.                 Paku   

 

 



BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN


4.1 DATA AWAL MESIA AIR CUKA

No. Sampel

Panjang

diameter

Kedalaman Benda

Jarak Antar Spesimen

Densitas

Berat Awal

Berat Akhir

waktu

A

7cm

0,5 cm

10cm

3,5 cm

7,9gr/cm3

6,6750gr

6,20 gr

120 jam

B

7cm

0,5 cm

10cm

3,5 cm

7,9 gr/cm3

6,6750gr

6,16 gr

240 jam

C

7cm

0,5 cm

10cm

3,5 cm

7,9 gr/cm3

6,6750gr

5,85 gr

360 jam

D

7cm

0,5 cm


 

3,5 cm

7,9 gr/cm3

6,6750gr

5,67 gr

480 jam


 

4.2 DATA PERHITUNGAN


Keterangan :
K = konstanta laju korosi
a = Berat atom material
i = current density (µA/cm2)
n = Angka kehilangan elektron
D = Densitas

 
Laju Korosi =  = ......... mpy       
Spesimen A
·               
·        
·        
A =  (0,3925 + 10,99 )
A = 11,3825 cm2
Laju Korosi =  = 1,82 mpy
·         Spesimen B
·        
·        
·        
A =  (0,3925 + 10,99)
A = 11,3825 cm2
Laju Korosi =  = 2,16 mpy


·         Spesimen C

·        
·        
·        
A =  (0,3925 + 10,99)
A = 11,3825 cm2
Laju Korosi =  =  2,29 mpy


·         Spesimen D

·        
·        
·        
A =  (0,3925 + 10,99)
A = 11,3825 cm2
Laju Korosi =  =  3,24 mpy





4.3 DATA HASIL PERHITUNGAN

No. Sampel
Waktu
Berat Awal
Berat Akhir
Laju Korosi
1
120  jam
6,67  gr
6,20 gr
3,24
2
240  jam
6,67  gr
6,16  gr
2,29
3
360  jam
6,67 gr
5,85  gr
2,16
4
480  jam
6,67 gr
5,67 gr
1,82


4.1 DATA AWAL MESIA AIR LAUT

No. Sampel

Panjang

diameter

Kedalaman Benda

Densitas

Berat Awal

Berat Akhir

waktu

A

7cm

0,5 cm

3,5 cm

7,9gr/cm3

6,9210gr

6,41 gr

120 jam

B

7cm

0,5 cm

3,5 cm

7,9 gr/cm3

6,9210gr

6,25 gr

240 jam

C

7cm

0,5 cm

3,5 cm

7,9 gr/cm3

6,9210gr

5,94 gr

360 jam

D

7cm

0,5 cm

3,5 cm

7,9 gr/cm3

6,9210gr

5,63 gr

480 jam

 

4.2 DATA PERHITUNGAN


Keterangan :
K = konstanta laju korosi
a = Berat atom material
i = current density (µA/cm2)
n = Angka kehilangan elektron
D = Densitas

 
Laju Korosi =  = ......... mpy       
Spesimen A
·               
·        
·        
A =  (0,3925 + 10,99 )
A = 11,3825 cm2
Laju Korosi =  = 2,4 mpy
·         Spesimen B
·        
·        
·        
A =  (0,3925 + 10,99)
A = 11,3825 cm2
Laju Korosi =  = 2,43 mpy





·         Spesimen C

·        
·        
·        
A =  (0,3925 + 10,99)
A = 11,3825 cm2
Laju Korosi =  =  3,65 mpy


·         Spesimen D

·        
·        
·        
A =  (0,3925 + 10,99)
A = 11,3825 cm2
Laju Korosi =  =  4,03 mpy





4.3 DATA HASIL PERHITUNGAN

No. Sampel
Waktu
Berat Awal
Berat Akhir
Laju Korosi
1
120  jam
6,9210  gr
6,41 gr
2,4
2
240  jam
6,9210  gr
6,25  gr
2,43
3
360  jam
6,9210 gr
5,94  gr
3,65
4
480  jam
6,9210 gr
5,63 gr
4,03





4.4 GRAFIK


 






4.5 ANALISA
Dari hasil pengamatan, hubungan antara kecepatan korosi dengan waktu pengkorosian seperti di tujukan pada sampel a,b,c,d. dapat dikatakan bahwa laju korosi dipengaruhi oleh jenis lingkungan, temperature, kandungan oksigen terlarut, dan organism biologi yang terkandung dalam larutan. Pada gambar grafik menyajikan grafik laju korosi berdasarkan lama wakru perendaman dengan media air cuka dan air laut.
Dari gambar grafik kita bisa lihat bahwa hubungan laju korosi terhadap waktu dengan media air cuka dan air laut memiliki laju korosi yang jelas sangat berbeda tingkat kaju korosinya. Dari grafik tersebut kita dapat lihat sendiri bahwa laju korosi yang menggunakan media air laut lebih tinggi daripada dengan menggunakan media air cuka.
Ini dikarenakan air laut memiliki tingkat keasaman lebih tinggi daripada air cuka, mikroba yang ada di air laut pada permukaan logam paku dapat mentebabkan peningkatan korosi pada bagian paku hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energy bagi keberlangsungan hidupnya











KESIMPULAN

 

5.1 KESIMPULAN


Ø  Dari hasil analisa di atas, dapat di simpulkan bahwa saat spesimen saat specimen a direndam dalam air cuka dengan jangka waktu 120 jam, specimen mengalami laju korosi sebesar 1,82 mpy, saat specimen b direndan hingga jangka waktu 240 jam specimen mengalami kenaikan laju korosi sebesar 2,16 mpy, dan spesime c direndam dalam jangka waktu 360 jam specimen mengalami kenaikan laju korosi sebesar 2,29 mpy, dan kemudian saat specimen direndan selama 480 jam specimen mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar 3,24 mpy.
Berarti dapat di simpulkan bahwa laju korosi akan terus meningkat seiring pergantian waktu/jam, berarti secara teori ini benar

   Ø  Dari hasil analisa dapat kita katakana bahwa saat specimen a, direndam dalam media air laut dalam jangka waktu 120 jam, specimen mengalami laju korosi sebesar 2,4  mpy, saat specimen b direndan hingga jangka waktu 240 jam specimen mengalami kenaikan laju korosi sebesar 2,43 mpy, dan spesime c direndam dalam jangka waktu 360 jam specimen mengalami kenaikan laju korosi sebesar 3,65 mpy, dan kemudian saat specimen direndan selama 480 jam specimen mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar 4,03 mpy.
Dari kesimpulan tersebut bias kita katakana bahwa laju korosi akan terus meningkat seiring pergantian waktu/jam dan akan terus akan meningkat baik lambat maupun cepat.
   Ø  Laju korosi media air cuka memiliki laju korosi yang kecil daripada air laut, ini dikarenakan adanya pasivasi. Pasivasi ini dapat diartikan korosi juga, namun paivasi yang dimaksud adalah yang member yang keuntungan, yaitu dapat menahan laju korosi pada logam yang terkorosi




  DAFTAR PUSTAKA


Korosi dan Pencegahannya. Eko Marsyahyo, ST, MSc
perhitungan laju korosi. Gurum AP.AYU SA, Dita rahmayanti. Dan Nindy Eny (jurusan fmipa) universitas lampung




LAMPIRAN







Text Box: Sample Material
Text Box: Timbangan Digital Digital












Hasil gambar untuk contoh gambar penggaris





Text Box: penggaris



Text Box: Kertas PH
 



                                       

                                                                                                                             




Text Box: Media air cuka Text Box: Media air lauthttps://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRNeZZGU3y3VgIweTEuwLkHu52x2Rkcx8pz-gjlwabw8reMD8BIVw


                        





Comments

Popular Posts