pembangkit listrik tenaga hibrida
TEKNOLOGI
ANGIN DAN AIR
Potensi
Pengembangan Pembangkit Listrik
Hibrida
PENDAHULUAN
Dalam masa sekarang ini, perkembangan teknologi telah mencapai tingkat
peningkatan kreativitas manusia. Teknologi tidak hanya membantu manusia dalam
membantu kegiatan sehari-hari, namun sekarang telah mampu membuat manusia
berinovasi dan memberikan gagasan baru pada perkembangannya. Salah satu
perkembangan teknologi adalah teknologi pembangkit listrik. Zaman sekarang
setiap orang dalam seharinya pasti membutuhkan listrik. Seperti lampu jalan,
lampu kendaraan, telepon genggam, perangkat elektronik lainnya dan sebagainya.
Namun seiring dengan berkembang pesat populasi manusia, listrik yang dibutuhkan
semakin besar dan berakibat “dikeruknya” lebih dalam sumber daya alam yang
terbatas sebagai pembangkit seperti minyak bumi, gas alam maupun batu bara.
Kita butuh solusi bagaimana caranya agar kehidupan manusia tetap berlangsung
walaupun nantinya sumber daya alam sebagai pembangkit itu telah habis.
Pembangkit Listrik Hibrida yang paling mudah dikembangkan adalah dari
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dikarenakan
kedua pembangkit ini mudah dikembangkan dan perawatannya mudah.
I. LATAR BELAKANG
Sekarang sudah ada sumber pembangkit listrik baru yang telah
diterapkan baik secara besar maupun kecil. Perusahaan Listrik Negara (PLN)
berharap pembangkit listrik itu nantinya mampu mendukung kebutuhan listrik
negara disaat menipisnya sumber daya mineral yang terbatas seperti minyak bumi.[1]
PLN sedang membuat satu pembangkit listrik yang menggunakan
tenaga angin, yaitu di Samas, Kabupaten Bantul, D.I.Yogyakarta. Proyek ini
nantinya akan dikelola untuk menghasilkan energi listrik dari 16-33 turbin
angin sebesar 1,5 – 3 MW per turbinnya. Itu artinya kebutuhan energi 1500 –
3000 rumah di Indonesia akan terpenuhi setiap tahunnya.
II. DASAR TEORI
2.1 Panel Surya
Sel surya atau Solar Cell
adalah suatu elemen aktif yang mengubah energi cahaya menjadi energy listrik dengan
prinsip yang disebut efek photovoltaic. Sel surya terbuat dari keeping
(wafer) bahan semikonduktor dengan kutub positif dan negatif, sama dengan diode
hanya permukaannya dibuat dengan luas supaya bisa menangkap cahaya matahari
sebanyak mungkin. Apabila cahaya jatuh pada permukaan sel surya maka akan
timbul perbedaan tegangan. Untuk mendapatkan daya yang lebih besar, sel surya
dapat dihubungkan secara seri atau paralel tergantung sifat penggunaannya.

Gambar 1. Komponen pada Sel Surya
2.2 Motor listrik
Motor listrik merupakan perangkat
elektromagnetis yang mengubah energy listrik menjadi energi mekanik. Energy
mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan atau
blower, menggerakkan kompresor, mengangkat bahan dll. Motor listrik
digunakan juga di rumah (mixer,bor listrik, fan angin) dan di
bidang industri.
Motor DC memerlukan
suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energy
mekanik. Kumparan medan pada motor DC disebut stator (bagian yang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika
terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam medan magnet, maka akan timbul
tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga
merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik
phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan
komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang
berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan
satu lilitan yang bisa berputar bebas diantara kutub-kutub magnet permanen.

Gambar 2. Komponen Motor DC Sederhana
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Samas.
Adalah pembangkit listrik tenaga angin pertama yang
ada di Indonesia. Pembangkit Listrik ini memiliki sekitar 30 turbin angin yang
dapat mendukung kelistrikan di Indonesia. Sumber daya angin disini cukup besar
karena terletak di wilayah pantai. PLN dan PT Binatek Reka Energi selaku
perusahaan yang melaksanakan proyek menargetkan menghasilkan tenaga listrik
sebesar 50 MWatt setiap tahunnya.

Gambar 3. PLTB Bantul, DIY.
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber daya pembangkit. PLTS
menghasilkan energi listrik secara DC (searah) menjadi 2 arah (AC) jika
diperlukan. PLTS pada dasarnya adalah pecatu daya (alat yang menyediakan daya),
dan dapat dirancang untuk mencatu kebutuhan listrik yang kecil sampai dengan
besar, baik secara mandiri, maupun dengan hibrida, baik dengan metoda
desentralisasi (satu rumah satu pembangkit) maupun dengan metoda sentralisasi
(listrik didistribusikan dengan jaringan kabel). Sebuah sistem fotovoltaik yang
terintegrasi dalam Pembangkit hibrida terdiri dari sebuah solar modul dan DC.AC
converter untuk konversi daya Dc yang dihasilkan menjadi energi listrik AC yang
dibutuhkan sebenarnya diperoleh setelah konversi dari modul tunggal dapat
diperkirakan melalui Pac = Pdc,STC * n
Dimana :
Pac : Nilai aktual yang diperoleh
power AC
n
: effisiensi konfersi dari DC ke AC
Pdc,
STC : rate daya DC dalam kaondisi uji standard
Comments
Post a Comment