makalah kebersamaan
PENDIDIKAN KARAKTER
Karakter Yang Harus Dimiliki
Mahasiswa

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
1. M.BACHRUL
ULUM 1511036
2. BAMBANG
HERMANTO 1511038
3. ARNOLDUS
AVIANTO 1511039
4. JUNAIDIN 1511041
TEKNIK MESIN S-1
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI
NASIONAL MALANG
KEBERSAMAAN DALAM
KEBHINEKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman
atau yang sering disebut dengan
multikulturalisme adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia,
ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang
penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai
macam budaya (multikultural) yang
ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai,
sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Keanekaragaman
bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh
jumlah suku-suku bangsa di Indonesia yang sangat banyak,
dimana setiap suku
bangsa tersebut mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam
aspek sosial maupun budaya.
Menurut sensus BPS (Badan Pusat
Statistik) tahun 2010, jumlah suku bangsa di Indonesia lebih dari 300 suku
bangsa atau kelompok etnik, atau lebih tepatnya mencapai 1.340 suku bangsa atau
kelompok etnik. Hal ini dapat diartikan
jika masing-masing suku
bangsa tersebut memiliki
tradisi sosial budaya masing-masing, berarti di Indonesia ada
dan berkembang bermacam-macam budaya yang memiliki ciri
khas masing-masing. Contoh
dalam bidang bahasa, dimana setiap
daerah mempunyai bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa daerah orang Jayapura akan
berbeda dengan bahasa orang
Dayak. Menurut peta
bahasa yang dikeluarkan oleh Pusat
Bahasa Depdiknas tahun 2010, ada lebih dari 746 bahasa daerah di seluruh
wilayah Nusantara bahkan bila dilihat dari segi dialek, maka jumlahnya akan jauh lebih
banyak lagi, misalnya di Papua saja ada
sekitar 185 dialek bahasa lokal.
Suatu semboyan yang sejak dahulu
dikenal dan melekat
dengan jati diri
bangsa Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan
tersebut terukir kokoh
dalam cengkraman Burung
Garuda yang merupakan lambang
bangsa Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bhineka
Tunggal Ika menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen, yaitu bangsa yang mempunyai keanekaragaman, baik dalam
aspek suku bangsa, budaya, ras dan agama.
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang ada
pada diri bangsa Indonesia merupakan keunggulan
sekaligus tantangan.
Kebhinnekaan merupakan kekuatan
dan kekayaan sekaligus juga merupakan tantangan
bagi bangsa Indonesia.
Tantangan itu sangat terasa
terutama ketika bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan
dan persatuan dalam rangka menghadapi dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar negeri, seperti dewasa ini kita
sedang menghadapi dan berupaya memecahkan serta mengakhiri krisis multi dimensional dan
krisis ekonomi yang sudah berlangsung
cukup lama. Tanpa adanya
persatuan dan kesatuan
visi dan misi
dari seluruh bangsa Indonesia mustahil kita dapat keluar dari krisis
tersebut.
Kebhinnekaan
berupa sifat nyata bangsa Indonesia yang sering kita banggakan namun
sekaligus juga sering
kita prihatinkan. Hal ini
dikarenakan mengatur masyarakat yang heterogen jauh
lebih sulit dibandingkan dengan
mengatur masyarakat homogen. Masyarakat yang heterogen tentu mempunyai cita-cita, keinginan dan
harapan yang jauh lebih bervariasi dibandingkan dengan
masyarakat homogen.
Kebhinnekaan dapat
menjadi tantangan atau
ancaman, karena dengan adanya kebhinnekaan tersebut mudah membuat
orang menjadi berbeda pendapat yang pada akhirnya dapat lepas
kendali, memiliki rasa
kedaerahan atau kesukuan
yang sewaktu-waktu bisa menjadi ledakan
yang akan mengancam integrasi atau persatuan dan kesatuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja keunggulan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia
sebagai dampak keanekaragaman yang dimilikinya?
2.
Bagaimana upaya dan jalan keluar untuk
menghadapi tantangan sebagai dampak multikulturalisme Indonesia?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk menambah pengetahuan masyarakat
Indonesia tentang keunggulan dari
keanekaragaman bangsa Indonesia serta tantangan yang muncul sebagai akibat dari
keanekaragaman tersebut.
2. Untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika dan menghargai
keanekaragaman
suku,
budaya, ras dan agama yang ada dalam
bangsa Indonesia.
3. Sebagai tugas
pokok pada perkuliahan ulang Pancasila/Civic Education.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keunggulan Bangsa Indonesia dengan
Keanekaragamannya
Keragaman
budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku
bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah.
Kebudayaan daerah ini bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan
dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut.
Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi
kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam dan jenis kebudayaan
yang ada di Indonesia.
Berkembang
dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia
juga turut mendukung perkembangan
kebudayaan Indonesia yang pada
akhirnya memcerminkan kebudayaan agama
tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan
tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi.
Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman
budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan suatu
keunggulan jika dibandingkan
dengan negara lainnya, karena potret kebudayaannya lengkap dan bervariasi. Dan yang
tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat
Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang
dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi
antar kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban
yang ada di dunia. Berlabuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad
pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia
internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir Jawa
juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban
yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah
membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan.
Di sisi yang lain bangsa Indonesia juga
mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal di tengah-tengah singgungan
antar peradaban itu.
Secara
ringkas, keunggulan-keunggulan dari keaneragaman bangsa Indonesia, antara lain:
1.
Keanekaragaman kebudayaan sangat menarik dan
dapat dijadikan objek pariwisata.
2.
Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu
meningkatkan pengembangan kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila,
sesuai Tap MPR No. II tahun 1998, yang berbunyi : Kebudayaan nasional yang
berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa
Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang
kehidupan bangsa.
3.
Tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan
menghargai antar suku yang berbeda.
4.
Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak didunia
(ada lebih dari 746 bahasa daerah)
5.
Bangsa Indonesia memiliki
keanekaragaman suku, agama dan budaya yang terdapat dalam kehidupan
masyarakatnya, dan keragaman tersebut dapat kita satukan dalam satu kesatuan
Bhineka Tunggal Ika.
B. Tantangan terhadap Keanekaragaman yang
Dimiliki Bangsa Indonesia
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada
diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus
tantangan. Tantangan-tantangan
yang muncul akibat keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain:
1.
Konflik
Konflik adalah
proses sosial disosiatif
yang dapat menyebabkan perpecahan
dalam masyarakat karena ketidakselarasan dan
ketidakseimbangan dalam suatu
hubungan masyarakat. Berdasarkan tingkatannya konflik dapat dibagi
menjadi konflik horisontal dan vertikal.
a.
Konflik Horisontal
Konflik horisontal
adalah konflik yang
terjadi diantara kelompok-kelompok sosial yang
sifatnya sederajat. Konflik
sosial horisontal dapat berupa konflik
antar suku, antar ras, agama, maupun konflik antar golongan.
1)
Konflik antar suku
Konflik antar
suku pada umumnya
disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi etnosentrisme.
2)
Konflik antar ras
Konflik antar
ras pada umumnya
disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi stereotipe.
3)
Konflik agama
Konflik masalah
agama pada umumnya
disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi
fanatisme. Konflik agama
dapat berupa konflik
internal umat beragama misalnya
konflik antar golongan
pemeluk Islam murni
dengan golongan Ahmadiyah, maupun
konflik antar umat
beragama (konflik eksternal) misalnya konflik masyarakat Ambon
pemeluk Islam dengan masyarakat Ambon
pemeluk Kristen.
4)
Konflik antar golongan
Konflik
antar golongan pada umumnya disebabkan oleh semangat in group yang kuat sehingga dengan kelompok
out group akan menimbulkan antipati.
b.
Konflik
Vertikal
Konflik vertikal
adalah konflik yang
terjadi diantara lapisan-lapisan di
dalam masyarakat. Contoh konflik vertikal :
1)
Konflik antar kelas atas dengan kelas bawah,
konflik antar kelas atas dengan kelas bawah
dapat berupa konflik
kolektif dan individual.
Konflik kolektif misalnya konflik antara buruh dengan pimpinan
perusahaan untuk menuntut kenaikan gaji. Konflik individual
misalnya konflik antara
pembantu dengan majikan
yang berakibat pada kekerasan.
2)
Konflik
antara pemerintah pusat
dengan daerah, misalnya
pemberontakan dan gerakan seporadis
seperti OPM, GAM,
dll. Selain itu
konflik vertikal bisa diterjemahkan sebagai
konflik antar pihak
yang berkuasa dan
penentangnya, misalnya kasus penculikan aktivis ’98 , yang merupakan
kasus pelanggaran HAM tidak pernah selesai sampai saa tini.
3)
Konflik
antara orang tua
dan anak, konflik
antara orang tua
dan anak akan menimbulkan hambatan
dalam sosialisasi nilai
dan norma dan terkadang
menimbulkan kenakalan remaja.
2.
Integrasi Karena Keterpaksaan (Coersif)
Integrasi karena
keterpaksaan terjadi karena
suatu ketergantungan dan
mau tidak mau antar
lapisan masyarakat harus
saling berhubungan untuk
memenuhi kebutuhan. Namun dalam
integrasi yang terjadi
karena paksaan biasanya
ada upaya antar
kelompok untuk mendominasi satu sama lain.
Indonesia
merupakan negara multikultural yang
terdiri dari bermacam-macam etnis, ras,
agama, dan suku bangsa yang masing-masing membawa bendera
primordialismenya masing-masing.
Apabila masing-masing kelompok
tidak bisa saling
menghargai dan mengurangi etnosentrisme, stereotype,
dan fanatisme maka
akan menimbulkan konflik SARA.
Integrasi
karena keterpaksaan dilihat dari segi
historis juga dapat dicontohkan pada
masa feodal. Dimana
antara golongan pemerintah
kolonial, golongan Asia
Timur, golongan kerabat kerajaan, dan bumiputera hidup dalam satu wilayah namun tidak dapat membaur. Terdapat
batas-batas yang tegas
dan adanya upaya
dari pemerintah kolonial untuk terus menerus mendominasi dan
menjajah.
Contoh lain
integrasi karena keterpaksaan
(coersif) dalam kehidupan
sehari-hari terjadi pada saat
demonstrasi atau unjuk
rasa yang ricuh,
kemudian polisi akan memberikan peringatan
dengan gas air
mata dengan tujuan
mengatur para demonstran untuk menyampaikan aspirasi secara
tertib dan sesuai hukum.
3.
Disintegrasi
Disintegrasi adalah
suatu keadaan dimana
tidak ada keserasian
pada bagian-bagian dari suatu
kesatuan masyarakat. Disintegrasi
atau kesenjangan merupakan
akibat dari adanya pembangunan dimana
kelas atas menguasai pembangunan yang berperan
sebagai subjek sekaligus objek
pembangunan, namun disisi
lain kelas tengah
dan bawah hanya berperan sebagai
objek pembangunan. Akibatnya
kelas tengah dan
bawah akan mengalamai eksploitasi
dan diskriminasi di
bidang sosial, ekonomi,
dan politik. Kesenjangan inilah
yang akan mempengaruhi
pola hidup dan
pola hubungan antar kelompok.
a.
Pola Hidup
Pola hidup
adalah cara-cara dan
kebiasaan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan. Cara dan kebiasaan
hidup tersebut dapat dibedakan sebagai berikut.
·
Konsumtif
·
Materialistis
·
Hedonisme
·
Westernisasi
·
Sekulerisasi
b.
Pola Hubungan antar Kelompok
Pola hubungan
antar kelompok adalah
suatu bentuk dan
sistem hubungan dalam interaksi diantara
anggota masyarakat. Berikut beberapa
contoh permasalahan yang berkaitan dengan pola hubungan antar
kelompok.
·
Aksi
protes/demonstrasi yang anarkis
dan tidak terkendali,
yaitu aksi penyampaian pendapat
dengan cara-cara yang
melanggar hukum dan menyebabkan kerusuhan.
·
Kenakalan
remaja, kenakalan remaja
ini yang disebabkan
karena pertengkaran dengan orang tua
akan membuat pelarian
anak kepada hal-hal
negatif, bahkan melanggar hukum
contohnya minuman keras, narkoba, dan lain-lain.
·
Kriminalitas, merupakan suatu
bentuk penyimpangan sosial
akibat dari adanya tekanan lingkungan
sekitarnya. Kurangnya skill
dan ketrampilan merupakan faktor utama
semakin tingginya angka
kriminalitas di kota-kota.
·
Gejolak
daerah, merupakan suatu bentuk
reaksi masyarakat yang semakin
kritis menuntut hak-haknya kepada
pemerintah. Rasa ketertindasan
oleh kebijakan pemerintah yang
kurang berpihak pada
masyarakat menyebabkan masyarakat melakukan pemberontakan. Adanya
gangguan stabilitas disetiap daerah sekarang ini apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan perpecahan
bangsa Indonesia.
·
Terorisme,
merupakan serangan-serangan terkoordinasi
yang bertujuan membangkitkan perasaan
teror terhadap sekelompok
masyarakat. Namun sekarang terorisme
sering dikaitkan dengan
masalah agama. Padahal
agama manapun tidak ada
yang mengajarkan untuk
saling membunuh. Terorisme merupakan salah satu upaya adu
domba dan penyudutan terhadap kelompok atau
agama tertentu kepada
kelompok atau agama
lain untuk memecahkan integrasi bangsa dengan
cara-cara yang separatis.
C. Pancasila Sebagai Jalan Keluar Tantangan
Multikulturalisme di Indonesia
Bagaimana merawat
kemajemukan untuk terciptanya
iklim yang aman,
tanpa konflik? Sebagai bangsa
yang majemuk, Indonesia
memerlukan common platform yang
dapat menyatukan segala macam
perbedaan yang ada. Selama ini unsur pemersatu bangsa Indonesia adalah
pancasila yang sekaligus
merupakan titik puncak
kebudayan dan peradaban Indonesia.
Pancasila merupakan
ideologi yang menjadi
dasar hidup kenegaraan.
Namun sebelumnya perlu diperhatikan
bahwa di sini
hendaknya diperhatikan untuk
tidak mencampuradukkan
Pancasila sebagai dasar Negara
dan sebagai ideologi
atau pandangan dunia (Weltanschauung). Maka
dari itu, sifat
asasi itu harus
dicari dalam kehidupan bernegara pula.
Hidup kenegaraan adalah
salah satu aspek
dari seluruh hidup
kita yang sangat rumit dan
simultan. Aspek kenegaraan tidak boleh dipisahkan dari aspek lain (moral,
agama, kebudayaan, dan
sebagainya). Pancasila harus
dicantumkan sebagai dasar
negara (bukan dasar hidup
pada umumnya). Pancasila
pertama-tama harus dipandang
dalam hubungannya dengan negara.
Ide-ide
yang berasal dari Pancasila adalah ide-ide asasi hidup kenegaraan. Menegara
berarti mengadakan tata-tertib umum, menciptakan kemakmuran
bersama. Negara adalah
sebuah aktivitas yang
ditentukan oleh subjek
yang melakukan; subjek
yang menentukan ditentukan oleh
demokrasi. Maka, demokrasi
menentukan aktivitas besar
yang disebut negara. Demokrasi
menjadikan masyarakat (yang terdiri
dari orang banyak) menjadi satu subjek dengan cara sesuai dengan
martabat manusia: artinya cara untuk membuat manusia-manusia sebagai
subjek banyak menjadi
subjek satu. Dalam
cara ini keluhuran
dan kedaulatan manusia diakui.
Demokrasi adalah suatu
hal yang fundamental
sebab menentukan sifat dan bentuk negara.
Keadilan sosial
adalah tujuan karya
raksasa bersama dalam menegara. Demokrasi adalah caranya
membentuk subjek yang
melakukan karya itu.
Subjek yang melakukan adalah bangsa
Indonesia yang tidak
homogen, dari Sabang
sampai Merauke. Bangsa Indonesia adalah masyarakat
Tunggal-Bhineka. Ketunggalan itu
belum sempurna dan juga tidak
ada maksud untuk membuat kesatuan
yang sedemikian rupa
sehingga tidak ada
lagi kebhinekaan. Meskipun demikian,
adanya kesatuan tidak
bisa dipungkiri, walaupun prosesnya belum selesai hingga kini.
Lantas
bagaimana menyampaikan ide-ide
pancasila itu kepada masyarakat
agar ide-ide kebangsaan
terpahami oleh masyarakat
untuk membangun bangsa
Indonesia yang multikultural?
Sosialisasi lewat pendidikan
pancasila adalah jalur
penyelesaian yang patut untuk dibuat. Perlu disusun
reaktualisasi akan bentuk pendidikan pancasila dengan beberapa pembatasan.
Reaktualisasi pendidikan pancasila ini
akan berhasil dengan melalui tiga jalur pendekatan pengembangan
yaitu pendekatan pengembangan
pendidikan pembelajaran
(psyco-paedagogic development), pengembangan
sosial budaya (socio-cultural development) dan pengembangan
yang dipengaruhi oleh
kekuasaan (socio-political
intervention).
D. Reintegrasi sebagai Upaya Menghadapi Tantangan
Keanekaragaman Indonesia
Reintegrasi
adalah suatu proses pembentukan nilai-nilai dan norma-norma baru agar
serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
telah mengalami perubahan. Reintegrasi bertujuan
untuk membangun kembali
integrasi dengan nilai
dan norma baru yang
lebih relevan dengan masyarakat sehingga akan tercipta keharmonisan dan keserasian diantara
para kelompok masyarakat yang bersifat multikultural.
Dalam
proses reintegrasi maka diperlukan
cara-cara mengatasi konflik yang pernah terjadi dan upaya untuk mencegah
kembali terjadinya konflik, yaitu :
1.
Secara Preventif
-
Memberikan pendidikan multikultural.
-
Menetapkan kurikulum pendidikan.
-
Menjaga keharmonisan yang dapat digali dari
kearifan budaya yang dimiliki tiap budaya.
-
Mengembangkan kesadaran sosial dan peranan
individu.
-
Menyikapi perbedaan secara lebih terbuka.
-
Menanamkan
semangat kebersamaan sebagai
satu kesatuan bangsa
yang multikultural.
-
Bersedia
untuk hidup berdampingan
secara damai dengan
masyarakat atau kelompok lain.
2.
Secara Represif
-
Membuat undang-undang kesamaan derajat.
-
Meninggalkan sikap primordialisme.
-
Saling menghargai dan toleransi.
-
Meneguhkan penggunaan alat-alat pemersatu
bangsa.
-
Mengembangkan nasionalisme.
-
Menyelesaikan konflik secara akomodatif.
-
Menegakkan supremasi hukum.
-
Menetapkan otonomi daerah.
-
Memperkuat semangat in group namun juga tidak
antipati terhadap out group.
-
Menerima perubahan kondisi social secara
tenang dan kritis.
-
Mengakui identitas budaya lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan
keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya, karena
Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.
Kebhinnekaan telah menjadi
kekayaan khusus bagi bangsa Indonesia yang amat menarik, bagi
bangsa Indonesia sendiri ataupun bagi bangsa-bangsa lain yang dapat
dapat menambah devisa
melalui kunjungan wisata
atau kunjungan lainnya.
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada
diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus
tantangan. Tantangan-tantangan
yang muncul akibat keanekaraman bangsa
Indonesia tersebut antara lain
terjadinya konflik, integrasi karena keterpaksaan dan disintegrasi.
Untuk
menghadapi tantangan sebagai dampak keanekaragaman yang dimiliki bangsa
Indonesia, dapat dilakukan dengan upaya reintegrasi dan menanamkan nilai-nilai
pancasila yang merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan.
B. Saran
Perbedaan merupakan
keniscayaan yang mesti dan harus
diterima oleh semua orang dalam kehidupannya.
Fakta menunjukkan bahwa
manusia memang makhluk
unik dan khas. Keunikan dan
kekhasan ini dalam
konteks bernegara, berbangsa,
dan bermasyarakat akan menimbulkan keragaman tatanan sosial dan kebudayaan. Keragaman ini yang ditunjukkan oleh Indonesia antara
lain terdiri atas beragam etnis, agama, dan bahasa. Keragaman ini perlu
dikelola secara serius dan sungguh-sungguh dalam suatu bentuk tatanan nilai
yang dapatdibagi bersama.
Oleh karena
itu, keanekaragaman yang ada dalam
masyarakat Indonesia sungguh merupakan
tantangan yang menuntut
upaya sungguh-sungguh dalam
bentuk transformasi
kesadaran multikultural. Suatu
kesadaran yang diarahkan
kepada identitas nasional, integrasi nasional, dan kesadaran
menempatkan agama untuk
kesatuan bangsa. Dengan
demikian, kesatuan Indonesia
dapat ditegakkan sejalan
dengan semangat kebersamaan yang terkandung dalam semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”.
Comments
Post a Comment