makalah kebersamaan



PENDIDIKAN KARAKTER
Karakter Yang Harus Dimiliki Mahasiswa

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13

1. M.BACHRUL ULUM                   1511036
2. BAMBANG HERMANTO           1511038
3. ARNOLDUS AVIANTO               1511039
4. JUNAIDIN                                     1511041


TEKNIK MESIN S-1
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG










KEBERSAMAAN DALAM KEBHINEKAAN



BAB I

PENDAHULUAN
   A.    Latar Belakang
Keanekaragaman atau yang sering disebut dengan  multikulturalisme adalah  istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang  tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun  kebijakan  kebudayaan yang menekankan  tentang  penerimaan  terhadap  adanya keragaman, dan  berbagai  macam  budaya (multikultural) yang ada  dalam  kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut. 
Keanekaragaman bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh  jumlah suku-suku bangsa di Indonesia yang sangat  banyak,  dimana  setiap  suku  bangsa  tersebut  mempunyai ciri atau karakter  tersendiri, baik  dalam  aspek sosial maupun  budaya. Menurut  sensus BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2010, jumlah suku bangsa di Indonesia lebih dari 300 suku bangsa atau kelompok etnik, atau lebih tepatnya mencapai 1.340 suku bangsa atau kelompok etnik. Hal ini dapat diartikan  jika  masing-masing  suku  bangsa  tersebut  memiliki  tradisi sosial budaya masing-masing, berarti di  Indonesia ada  dan  berkembang  bermacam-macam  budaya yang memiliki  ciri  khas  masing-masing.  Contoh  dalam  bidang  bahasa, dimana  setiap  daerah mempunyai  bahasa  daerahnya masing-masing. Bahasa  daerah orang Jayapura  akan  berbeda dengan  bahasa orang Dayak.  Menurut  peta  bahasa yang dikeluarkan  oleh  Pusat  Bahasa Depdiknas tahun 2010, ada lebih dari 746 bahasa daerah di seluruh wilayah Nusantara bahkan bila dilihat dari segi dialek, maka  jumlahnya akan  jauh  lebih banyak  lagi, misalnya di Papua saja ada sekitar 185 dialek bahasa lokal.
Suatu  semboyan yang sejak  dahulu  dikenal  dan  melekat  dengan  jati  diri  bangsa Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika”.  Semboyan  tersebut  terukir  kokoh  dalam cengkraman  Burung Garuda  yang merupakan  lambang  bangsa  Negara  Kesatuan  Republik Indonesia.  Bhineka Tunggal Ika menunjukan  bahwa  bangsa Indonesia adalah  bangsa yang heterogen, yaitu  bangsa yang mempunyai  keanekaragaman, baik  dalam  aspek  suku  bangsa, budaya, ras dan agama.
Keanekaragaman  suku, budaya, ras  dan agama yang  ada  pada  diri  bangsa Indonesia merupakan  keunggulan  sekaligus  tantangan. Kebhinnekaan  merupakan  kekuatan  dan kekayaan  sekaligus  juga merupakan  tantangan  bagi  bangsa Indonesia. Tantangan  itu  sangat terasa  terutama  ketika  bangsa Indonesia membutuhkan  kebersamaan  dan  persatuan  dalam rangka menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik yang berasal dari dalam maupun dari  luar negeri, seperti dewasa  ini kita  sedang menghadapi dan berupaya memecahkan  serta mengakhiri  krisis multi dimensional  dan  krisis  ekonomi yang sudah  berlangsung  cukup lama.  Tanpa  adanya  persatuan  dan  kesatuan  visi  dan  misi  dari seluruh bangsa Indonesia mustahil kita dapat keluar dari krisis tersebut.
Kebhinnekaan berupa sifat nyata bangsa Indonesia yang sering kita banggakan namun sekaligus  juga  sering  kita  prihatinkan.  Hal ini  dikarenakan  mengatur  masyarakat yang heterogen  jauh  lebih  sulit dibandingkan dengan mengatur masyarakat homogen. Masyarakat yang heterogen  tentu mempunyai cita-cita, keinginan dan harapan yang  jauh  lebih bervariasi dibandingkan dengan masyarakat homogen.
Kebhinnekaan  dapat  menjadi  tantangan  atau  ancaman, karena  dengan  adanya kebhinnekaan tersebut mudah membuat orang menjadi berbeda pendapat yang pada akhirnya dapat  lepas  kendali,  memiliki  rasa  kedaerahan  atau  kesukuan  yang sewaktu-waktu  bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi atau persatuan dan kesatuan bangsa.
    B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja keunggulan dan  tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia sebagai dampak keanekaragaman yang dimilikinya?
2.      Bagaimana upaya dan jalan keluar untuk menghadapi tantangan sebagai dampak multikulturalisme Indonesia?

    C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu : 
1.            Untuk menambah pengetahuan masyarakat Indonesia tentang keunggulan  dari keanekaragaman bangsa Indonesia serta tantangan yang muncul sebagai akibat dari keanekaragaman tersebut.
2.            Untuk  meningkatkan  kesadaran  masyarakat  dalam menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika dan menghargai keanekaragaman
 suku, budaya, ras dan agama  yang ada dalam bangsa Indonesia.
3.            Sebagai tugas  pokok pada perkuliahan ulang Pancasila/Civic Education.





BAB II
PEMBAHASAN

    A.    Keunggulan Bangsa Indonesia dengan Keanekaragamannya
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah  ini  bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam dan jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. 
Berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia  juga  turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia  yang pada akhirnya  memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Keanekaragaman  kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan  suatu  keunggulan  jika dibandingkan dengan negara lainnya, karena potret kebudayaannya  lengkap dan bervariasi. Dan  yang  tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Berlabuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir Jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di  sisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal di tengah-tengah singgungan antar peradaban itu.
Secara ringkas, keunggulan-keunggulan dari keaneragaman bangsa Indonesia, antara lain:
1.      Keanekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan objek pariwisata.
2.      Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan pengembangan kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila, sesuai Tap MPR No. II tahun 1998, yang berbunyi : Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
3.      Tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang berbeda.
4.      Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak didunia (ada  lebih  dari 746 bahasa daerah)
5.      Bangsa Indonesia  memiliki  keanekaragaman suku, agama dan budaya yang terdapat dalam kehidupan masyarakatnya, dan keragaman tersebut dapat kita satukan dalam satu kesatuan Bhineka Tunggal Ika.



       B.     Tantangan terhadap Keanekaragaman yang Dimiliki Bangsa Indonesia
Keanekaragaman  suku, budaya, ras  dan agama yang yang ada  pada  diri  bangsa Indonesia merupakan  keunggulan  sekaligus  tantangan.  Tantangan-tantangan yang muncul akibat keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain:
1.      Konflik
Konflik  adalah  proses  sosial  disosiatif  yang  dapat menyebabkan  perpecahan  dalam masyarakat  karena  ketidakselarasan  dan  ketidakseimbangan  dalam  suatu  hubungan masyarakat. Berdasarkan tingkatannya konflik dapat dibagi menjadi konflik horisontal dan vertikal.
a.       Konflik Horisontal
Konflik  horisontal  adalah  konflik  yang  terjadi  diantara  kelompok-kelompok sosial  yang  sifatnya  sederajat.  Konflik  sosial  horisontal  dapat  berupa  konflik  antar suku, antar ras, agama, maupun konflik antar golongan.
    1)      Konflik antar suku
Konflik  antar  suku  pada  umumnya  disebabkan  oleh  primordialisme  yang berkembang menjadi etnosentrisme.


   2)      Konflik antar ras
Konflik  antar  ras  pada  umumnya  disebabkan  oleh  primordialisme  yang berkembang menjadi stereotipe.
    3)      Konflik agama
Konflik  masalah  agama  pada  umumnya  disebabkan  oleh  primordialisme  yang berkembang  menjadi  fanatisme.  Konflik  agama  dapat  berupa  konflik  internal umat  beragama  misalnya  konflik  antar  golongan  pemeluk  Islam  murni  dengan golongan Ahmadiyah, maupun  konflik  antar  umat  beragama  (konflik  eksternal) misalnya konflik masyarakat Ambon pemeluk  Islam dengan masyarakat Ambon pemeluk Kristen.
   4)      Konflik antar golongan
Konflik antar golongan pada umumnya disebabkan oleh semangat  in group yang kuat sehingga dengan kelompok out group akan menimbulkan antipati.
b.       Konflik Vertikal
Konflik  vertikal  adalah  konflik  yang  terjadi  diantara  lapisan-lapisan  di  dalam masyarakat. Contoh konflik vertikal :
   1)      Konflik antar kelas atas dengan kelas bawah, konflik antar kelas atas dengan kelas bawah  dapat  berupa  konflik  kolektif  dan  individual.  Konflik  kolektif  misalnya konflik antara buruh dengan pimpinan perusahaan untuk menuntut kenaikan gaji. Konflik  individual  misalnya  konflik  antara  pembantu  dengan  majikan  yang berakibat pada kekerasan.
   2)      Konflik  antara  pemerintah  pusat  dengan  daerah,  misalnya  pemberontakan  dan gerakan  seporadis  seperti  OPM,  GAM,  dll.  Selain  itu  konflik  vertikal  bisa diterjemahkan  sebagai  konflik  antar  pihak  yang  berkuasa  dan  penentangnya, misalnya kasus penculikan aktivis ’98 , yang merupakan kasus pelanggaran HAM tidak pernah selesai sampai saa tini.
   3)      Konflik  antara  orang  tua  dan  anak,  konflik  antara  orang  tua  dan  anak  akan menimbulkan  hambatan  dalam  sosialisasi  nilai  dan  norma  dan  terkadang menimbulkan kenakalan remaja.


2.      Integrasi Karena Keterpaksaan (Coersif)
Integrasi  karena  keterpaksaan  terjadi  karena  suatu  ketergantungan  dan  mau  tidak mau  antar  lapisan  masyarakat  harus  saling  berhubungan  untuk  memenuhi  kebutuhan. Namun  dalam  integrasi  yang  terjadi  karena  paksaan  biasanya  ada  upaya  antar  kelompok untuk mendominasi satu sama lain.
Indonesia merupakan negara multikultural yang  terdiri dari bermacam-macam etnis, ras,  agama, dan  suku bangsa  yang masing-masing membawa bendera primordialismenya masing-masing.  Apabila  masing-masing  kelompok  tidak  bisa   saling  menghargai  dan mengurangi  etnosentrisme,  stereotype,  dan  fanatisme  maka  akan  menimbulkan  konflik SARA.
Integrasi karena keterpaksaan dilihat dari  segi historis  juga dapat dicontohkan pada masa  feodal.  Dimana  antara  golongan  pemerintah  kolonial,  golongan  Asia  Timur, golongan kerabat kerajaan, dan bumiputera hidup dalam  satu wilayah namun  tidak dapat membaur.  Terdapat  batas-batas  yang  tegas  dan  adanya  upaya  dari  pemerintah  kolonial untuk terus menerus mendominasi dan menjajah.
Contoh  lain  integrasi  karena  keterpaksaan  (coersif)  dalam  kehidupan  sehari-hari terjadi  pada  saat  demonstrasi  atau  unjuk  rasa  yang  ricuh,  kemudian  polisi  akan memberikan  peringatan  dengan  gas  air  mata  dengan  tujuan  mengatur  para  demonstran untuk menyampaikan aspirasi secara tertib dan sesuai hukum.
3.      Disintegrasi
Disintegrasi  adalah  suatu  keadaan  dimana  tidak  ada  keserasian  pada  bagian-bagian dari  suatu  kesatuan  masyarakat.  Disintegrasi  atau  kesenjangan  merupakan  akibat  dari adanya pembangunan dimana kelas  atas menguasai pembangunan  yang berperan  sebagai subjek  sekaligus  objek  pembangunan,  namun  disisi  lain  kelas  tengah  dan  bawah  hanya berperan  sebagai  objek  pembangunan.  Akibatnya  kelas  tengah  dan  bawah  akan mengalamai  eksploitasi  dan  diskriminasi  di  bidang  sosial,  ekonomi,  dan  politik. Kesenjangan  inilah  yang  akan  mempengaruhi  pola  hidup  dan  pola  hubungan  antar kelompok.
a.       Pola Hidup
Pola  hidup  adalah  cara-cara  dan  kebiasaan masyarakat  dalam memenuhi  kebutuhan. Cara dan kebiasaan hidup tersebut dapat dibedakan sebagai berikut.
·         Konsumtif
·         Materialistis
·         Hedonisme
·         Westernisasi
·         Sekulerisasi
b.      Pola Hubungan antar Kelompok
Pola  hubungan  antar  kelompok  adalah  suatu  bentuk  dan  sistem  hubungan  dalam interaksi  diantara  anggota masyarakat.  Berikut  beberapa  contoh  permasalahan  yang berkaitan dengan pola hubungan antar kelompok.
·         Aksi  protes/demonstrasi  yang  anarkis  dan  tidak  terkendali,  yaitu  aksi penyampaian  pendapat  dengan  cara-cara  yang  melanggar  hukum  dan menyebabkan  kerusuhan. 
·         Kenakalan  remaja,  kenakalan  remaja  ini  yang  disebabkan  karena  pertengkaran dengan  orang  tua  akan  membuat  pelarian  anak  kepada  hal-hal  negatif,  bahkan melanggar hukum contohnya minuman keras, narkoba, dan lain-lain.
·         Kriminalitas, merupakan  suatu  bentuk  penyimpangan  sosial  akibat  dari  adanya tekanan  lingkungan  sekitarnya.  Kurangnya  skill  dan  ketrampilan  merupakan faktor  utama  semakin  tingginya  angka  kriminalitas  di  kota-kota. 
·         Gejolak  daerah, merupakan  suatu  bentuk  reaksi masyarakat  yang  semakin  kritis menuntut  hak-haknya  kepada  pemerintah.  Rasa  ketertindasan  oleh  kebijakan pemerintah  yang  kurang  berpihak  pada  masyarakat  menyebabkan  masyarakat melakukan pemberontakan. Adanya gangguan stabilitas disetiap daerah sekarang ini apabila  tidak segera diatasi akan menyebabkan perpecahan bangsa  Indonesia.
·         Terorisme,  merupakan  serangan-serangan  terkoordinasi  yang  bertujuan membangkitkan  perasaan  teror  terhadap  sekelompok  masyarakat.  Namun sekarang  terorisme  sering  dikaitkan  dengan  masalah  agama.  Padahal  agama manapun  tidak  ada  yang  mengajarkan  untuk  saling  membunuh.  Terorisme merupakan salah satu upaya adu domba dan penyudutan  terhadap kelompok atau agama  tertentu  kepada  kelompok  atau  agama  lain  untuk memecahkan  integrasi bangsa  dengan  cara-cara yang  separatis.

     C.    Pancasila Sebagai Jalan Keluar Tantangan Multikulturalisme di Indonesia
Bagaimana  merawat  kemajemukan  untuk  terciptanya  iklim  yang  aman,  tanpa konflik?  Sebagai  bangsa  yang  majemuk,  Indonesia  memerlukan common  platform yang dapat menyatukan  segala macam perbedaan  yang ada. Selama  ini unsur pemersatu bangsa Indonesia  adalah  pancasila  yang  sekaligus  merupakan  titik  puncak  kebudayan  dan peradaban Indonesia.
Pancasila  merupakan  ideologi  yang  menjadi  dasar  hidup  kenegaraan.  Namun sebelumnya  perlu  diperhatikan  bahwa  di  sini  hendaknya  diperhatikan  untuk  tidak mencampuradukkan  Pancasila  sebagai  dasar Negara  dan  sebagai  ideologi  atau  pandangan dunia  (Weltanschauung).  Maka  dari  itu,  sifat  asasi  itu  harus  dicari  dalam  kehidupan bernegara  pula.  Hidup  kenegaraan  adalah  salah  satu  aspek  dari  seluruh  hidup  kita  yang sangat rumit dan simultan. Aspek kenegaraan tidak boleh dipisahkan dari aspek lain (moral, agama,  kebudayaan,  dan  sebagainya).  Pancasila  harus  dicantumkan  sebagai  dasar  negara (bukan  dasar  hidup  pada  umumnya).  Pancasila  pertama-tama  harus  dipandang  dalam hubungannya dengan negara.
Ide-ide yang berasal dari Pancasila adalah ide-ide asasi hidup kenegaraan. Menegara berarti mengadakan  tata-tertib  umum, menciptakan  kemakmuran  bersama. Negara  adalah sebuah  aktivitas  yang  ditentukan  oleh  subjek  yang  melakukan;  subjek  yang  menentukan ditentukan  oleh  demokrasi.  Maka,  demokrasi  menentukan  aktivitas  besar  yang  disebut negara. Demokrasi menjadikan masyarakat  (yang  terdiri  dari  orang  banyak) menjadi  satu subjek dengan cara sesuai dengan martabat manusia: artinya cara untuk membuat manusia-manusia  sebagai  subjek  banyak  menjadi  subjek  satu.  Dalam  cara  ini  keluhuran  dan kedaulatan  manusia  diakui.  Demokrasi  adalah  suatu  hal  yang  fundamental  sebab menentukan sifat dan bentuk negara.
Keadilan  sosial  adalah  tujuan  karya  raksasa  bersama  dalam menegara. Demokrasi adalah  caranya  membentuk  subjek  yang  melakukan  karya  itu.  Subjek  yang  melakukan adalah  bangsa  Indonesia  yang  tidak  homogen,  dari  Sabang  sampai  Merauke.  Bangsa Indonesia adalah masyarakat Tunggal-Bhineka. Ketunggalan  itu belum  sempurna dan  juga tidak  ada maksud untuk membuat kesatuan  yang  sedemikian  rupa  sehingga  tidak  ada  lagi kebhinekaan.  Meskipun  demikian,  adanya  kesatuan  tidak  bisa  dipungkiri,  walaupun prosesnya belum selesai hingga kini.
Lantas bagaimana menyampaikan  ide-ide pancasila  itu kepada masyarakat agar  ide-ide  kebangsaan  terpahami  oleh  masyarakat  untuk  membangun  bangsa  Indonesia  yang multikultural? Sosialisasi  lewat  pendidikan  pancasila  adalah  jalur  penyelesaian  yang  patut untuk dibuat. Perlu disusun reaktualisasi akan bentuk pendidikan pancasila dengan beberapa pembatasan. Reaktualisasi pendidikan pancasila  ini akan berhasil dengan melalui  tiga  jalur pendekatan  pengembangan  yaitu  pendekatan  pengembangan  pendidikan  pembelajaran (psyco-paedagogic  development),  pengembangan  sosial  budaya  (socio-cultural development) dan  pengembangan  yang  dipengaruhi  oleh  kekuasaan  (socio-political intervention). 



     D.    Reintegrasi sebagai Upaya Menghadapi Tantangan Keanekaragaman Indonesia
Reintegrasi adalah suatu proses pembentukan nilai-nilai dan norma-norma baru agar serasi  dengan  lembaga-lembaga  kemasyarakatan  yang  telah  mengalami  perubahan. Reintegrasi  bertujuan  untuk  membangun  kembali  integrasi  dengan  nilai  dan  norma  baru yang  lebih relevan dengan masyarakat sehingga akan  tercipta keharmonisan dan keserasian diantara para kelompok masyarakat yang bersifat multikultural.
Dalam proses  reintegrasi maka diperlukan cara-cara mengatasi konflik yang pernah terjadi dan upaya untuk mencegah kembali terjadinya konflik, yaitu :
1.      Secara Preventif
-          Memberikan pendidikan multikultural.
-          Menetapkan kurikulum pendidikan.
-          Menjaga keharmonisan yang dapat digali dari kearifan budaya yang dimiliki tiap budaya.
-          Mengembangkan kesadaran sosial dan peranan individu.
-          Menyikapi perbedaan secara lebih terbuka.
-          Menanamkan  semangat  kebersamaan  sebagai  satu  kesatuan  bangsa  yang multikultural.
-          Bersedia  untuk  hidup  berdampingan  secara  damai  dengan  masyarakat  atau kelompok lain.
2.      Secara Represif
-          Membuat undang-undang kesamaan derajat.
-          Meninggalkan sikap primordialisme.
-          Saling menghargai dan toleransi.
-          Meneguhkan penggunaan alat-alat pemersatu bangsa.
-          Mengembangkan nasionalisme.
-          Menyelesaikan konflik secara akomodatif.
-          Menegakkan supremasi hukum.
-          Menetapkan otonomi daerah.
-          Memperkuat semangat in group namun juga tidak antipati terhadap out group.
-          Menerima perubahan kondisi social secara tenang dan kritis.
-          Mengakui identitas budaya lain.


BAB III
PENUTUP
   A.    Kesimpulan
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya, karena  Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Kebhinnekaan  telah  menjadi  kekayaan  khusus bagi  bangsa Indonesia yang amat  menarik, bagi  bangsa Indonesia sendiri  ataupun  bagi bangsa-bangsa lain  yang dapat  dapat  menambah  devisa  melalui  kunjungan  wisata  atau kunjungan lainnya.
Keanekaragaman  suku, budaya, ras  dan agama yang yang ada  pada  diri  bangsa Indonesia merupakan  keunggulan  sekaligus  tantangan.  Tantangan-tantangan yang muncul akibat  keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain  terjadinya konflik, integrasi karena keterpaksaan dan disintegrasi.
Untuk menghadapi tantangan sebagai dampak keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia, dapat dilakukan dengan upaya reintegrasi dan menanamkan nilai-nilai pancasila yang merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan.
   B.     Saran
Perbedaan  merupakan  keniscayaan yang mesti  dan  harus  diterima  oleh  semua orang dalam  kehidupannya.  Fakta  menunjukkan  bahwa  manusia  memang  makhluk  unik  dan  khas. Keunikan  dan  kekhasan  ini  dalam  konteks  bernegara, berbangsa, dan  bermasyarakat  akan menimbulkan keragaman  tatanan sosial dan kebudayaan. Keragaman  ini yang ditunjukkan oleh Indonesia antara lain terdiri atas beragam etnis, agama, dan bahasa. Keragaman ini perlu dikelola secara serius dan sungguh-sungguh dalam suatu bentuk tatanan nilai yang dapatdibagi bersama.
Oleh  karena  itu,  keanekaragaman yang ada  dalam  masyarakat Indonesia sungguh merupakan  tantangan yang menuntut  upaya  sungguh-sungguh  dalam  bentuk  transformasi kesadaran  multikultural.  Suatu  kesadaran yang diarahkan  kepada  identitas  nasional, integrasi nasional, dan  kesadaran  menempatkan agama untuk  kesatuan  bangsa.  Dengan  demikian, kesatuan Indonesia  dapat  ditegakkan  sejalan  dengan  semangat  kebersamaan yang terkandung dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

 

Comments

Popular Posts